Oleh : Basuki, S.Pd
Menulis
merupakan suatu aktivitas untuk menuangkan ide, gagasan, pendapat yang diekpresikan/diaktualisasikan
melalui tulisan. Aktivitas ini sungguh mengasikkan jika hal yang dituangkan dilakukan
secara konsisten dan terstruktur. Apalagi tidak jarang seorang penulis
mendapatkan imbalan yang cukup dari hasil tulisannya.
Pada dasarnya
menulis adalah membuat rangkaian peristiwa maupun alur bepikir yang disampaikan
secara berstruktur dan sistematis. Artinya, tulisan yang strukturnya baik akan
lebih mudah dipahami oleh pembaca. Logika penyampaian yang terstruktur tersebut
bisa dengan mudah diterima oleh pembaca tanpa mengerutkan kening bahkan pembaca
bisa langsung lari ke topik lainnya yang lebih menarik perhatiannya.
Proses kreatif
inilah yang membuat penulis saat ingin memulai sebuah tulisan, banyak yang
terkungkung dan merasa idenya dibatasi oleh orang lain, media, atau penerbit sekalipun. Pada dasarnya
seorang penulis ingin menyampaikan ide melalui gaya dan ciri khasnya
masing-masing. Mulai dari tipografi (perwajahan), diksi, gaya bahasa
yang digunakan kerap sekali penulis merasa diikat oleh penerbit. Sebenarnya
tidak, pihak media sesungguhnya ingin memastikan bahwa mereka mempunyai
spesifikasi—pihak media sedikitpun tak kehausan akan tulisan. Bayangkan saja,
saat penulis mengirim draft tulisan ke pihak penerbit atau media
lainnya, tak jarang penulis merasa kelelahan menunggu konfirmasi atau
pemberitahuan tentang tulisannya. Bagi pihak penerbit paling lambat memberikan
konfirmasi tentang naskah yang masuk paling lambat 3 bulan. Jika tidak sesuai
dengan spesifikasi penerbitan mereka, tak jarang naskahnya dikembalikan.
Pihak penerbit
atau media lainnya bukan tidak menghargai keidealan penulisnya, namun mereka
sadar bahwa tidak semua jenis tulisan bisa mereka terima. Pihak media akan
sangat respect dengan tulisan yang sesuai dengan komitmen dan visi misi yang
mereka bangun. Artinya penulislah yang harus menyesuaikan dengan spesifikasi
dan standarisasi yang telah ditetapkan oleh penerbit. Dengan begitu kesinergian
antara penulis dan pihak publikasi akan terkoneksi dengan naskah yang
dikirimkan.
Pada dasarnya,
pihak penerbit tidak bisa besar tanpa kontribusi penulis. Sebaliknya, penulis
juga sangat jarang terlihat besar tanpa adanya kerjasama yang baik dengan pihak
penerbit. Untuk itu perlu diketahui bahwa penulis harus mengenali penerbit atau
media yang dituju agar tidak terjadi kesenjangan antara penulis dan pihak publisher.
Misalnya, cerita dewasa akan ditolak mentah-mentah oleh penerbit majalah Bobo,
cerita teenlet akan ditolak oleh penerbit yang spesifikasinya
menerbitkan cerita horor (spooky). Artinya, penulis harus menyesuaikan
diri (karyanya) dengan lingkungan publisher yang akan ditujunya.
Penulis adalah
penyampai informasi kepada pembaca tanpa meminta kembali respon dari
tulisannya. Meski ada ketimpangan, dalam komunikasi tulis tak menjadi halangan
untuk dikomunikasikan secara lanjut di tempat dan waktu yang berbeda. Artinya,
sebuah tulisan akan mendapat respon, baik positif maupun negatif. Meski
demikian, esensi yang disampaikan penulis bisa saja bertahan atau berubah
seiring waktu yang menggilasnya.
Penulis yang
baik, adalah penulis yang idealnya tetap terjaga. Artinya penulis harus
konsisten dengan tulisannya, gaya bahasa sendiri. Namun, perlu diketahui bahwa
jika penulis harus terkungkung dengan gaya dan topografi yang telah
ditentukannya sendiri, maka PR selanjutnya adalah mencari pihak penerbit yang
sesuai dengan spesifikasi yang dibangunnya. Jangan memaksakan diri diterima
oleh penerbit yang spesifikasinya bertentangan dengan keidealan tulisan yang
dibangun. Penyesuaian naskah dan topografi, gaya penyampaian hingga gaya
bahasa yang digunakan perlu disesuaikan agar pihak penerbit lebih mudah
mencerna dan lebih mudah melakukan revisi untuk segera naik cetak.
Untuk itu, di sini
perlu ditekankan bahwa dalam proses menulis tak ada pihak yang membatasi
penulis, hanya saja pihak penerbit ingin konsisten dengan tulisan yang akan
diproduksi. Untuk itu mari mengenali penerbit yang ingin mempublikasikan naskah
yang ditulis agar tidak terjadi perasaan dikekang dan diatur oleh pihak
penerbit. Mari berkarya, tanpa lelah. Tulisan hari ini mungkin belum bermanfaat
bagi orang lain, tetapi ingat! Saat tulisan tersebut direvisi dan diedarkan
manfaatnya bertahan sampai kapanpun. Jika tulisan hanya tinggal di laptop atau
oret-oretan tanpa diedarkan atau dipublikasikan, sungguh tulisan itu tak
bermanfaat bagi orang lain. Tujuan akhir penulis adalah karyanya mampu
memberikan doktrin positif kepada pembaca.
Selamat mencoba...!
No comments:
Post a Comment