METROTABAGSEL.COM, PALAS – Jalan KH Dewantara di Sibuhuan merupakan salah satu jalan inti. Tapi sayang, kondisi jalan inti di pusat pemerintahan Kabupaten Palas ini cukup memperiharinkan. Sikitar satu kilometer jalan ini masih tergolong sempit dan banyak lubang. Seperti lubang membelah jalan tepatnya Banjar Kubur Wek IV Pasar Sibuhuan. Lubang ini sudah lama dibiarkan. Malah, warga setempat sudah pernah menambal dengan menggunakan semen.
Tapi tetap saja tak kuat menahan beban kendaraan yang setiap hari lalu lalang. Di musim hujan jalan ini akan berubah menjadi genangan air dan sebaliknya, jika cuaca panas akan menimbulkan debu. Sudah barang tentu para pengendara mengeluhkan kondisi jalan ini. Sebab, jalan yang sempit saja sudah membuat kemacetan, terlebih saat jam masuk dan pulang sekolah dan jam kantor. Ditambah lagi kondisi lubang yang semakin membesar. Pengendara yang tiap kali melintas pun harus antrian lewat.
“Tapi inilah kondisi jalan di inti kota Sibuhuan ini, mau bilang apa lagi kita. Cuma ini jalan yang ada,” sebut Riswan, warga setempat. Bahkan, parbetor yang bermuatan sewa merasa kesulitan saat melintas. Selain harus hati-hati, terkadang becak harus memaksa melewati lubang jalan tersebut.
“Untung-untung nggak mogok. Karena sudah pasti kendaraan apa saja harus mengerem kalau pas disitu. Apalagi pas mengangkut anak sekolah, macetnya minta ampun lah,” kata Hasibuan, salah seorang parbetor yang turut mengacungkan jempol agar jalan ini terus disorot.
Namun keduanya merasa heran dengan pemerintah yang terkesan aman atau nyaman saja melihat kondisi jalan tersebut. Kerusakannya pun bisa dibilang dibiarkan begitu saja. “Buktinya sudah lama begini, kok malah didiam saja. Apa tak ada uang pemerintah. Atau memang tak ada upaya untuk memperbaiki,” ketus dua rakyat Palas tersebut. (tan)
Sumber : http://metrotabagsel.com/
Sebagai asli anak palas terharu bacanya serta gregetan dgn cara kerja orang yg mengaku pelindung rakyat. Klo emang suara rakyat tidak di dengar kenapa tidak berkoar di media massa saja, kalau balik kampung suka sedih ngeliat kampung yg nggak berkembang sejak di mekarkan jd Padanglawas rasanya susah hampir 10thn jd kota sibuhuan tapi masyaallah jalan aja nggak kelar2, hanya pelebaran jln saja sdgkn yg saya tahu setiap tahun itu pasti dapat pengalokasian dana untuk pembentukan kota, tapi knp slm 10 tahun tdk ada perubahan? Dan sedihnya lagi lapangan kerja begitu sempit serta anehnya klo mau kerja di tempat xxx harus ada sistem sogok menyogok dalam hati saya saja di rantau orang cari kerja cuma modal ijazah sm skill doank, ahaha emang lucu yaa....klo emang seperti itu gimana rakyat mau sejahtera.
ReplyDeleteOke kalau sudah seperti ini siapa yg patut kita salahkan? Orang yg selama 10 tahun ini mengaku pelindung rakyat atau diri kita sendiri?? Saya pikir sich yg salah kita sendiri, masa lima tahun pernah bersama nggak bisa bedain mn yg berkualitas hadeeehhhh capeee dechhh, apakah karna faktor MONEY yg di janjikan?? Entahlaaahhh .....
Boratdo namar Palas on.......
ReplyDelete