METROTABAGSEL.COM, PALAS – Kedua kalinya dalam rentang waktu enam bulan terakhir, permasalahan pengrusakan hutan disampaikan oleh warga ke Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Padang Lawas. Dinas Kehutanan diminta menangani dan tidak membiarkan pengrusakan hutan terus terjadi.
Tepatnya, Senin (7/3), satu tokoh pemekaran Padang Lawas Sutan Sodoguron sengaja mendatangi Kantor Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan khusus untuk membicarakan masalah penebangan liar. Penebangan yang dilaporkan, terjadi di sekitar hutan Bukit Barisan Mondang.
“Saya prihatin melihat hutan kita terus digunduli. Padahal itu hutan primer. Kasihan nanti anak cucu kita,” kata Sodoguron saat bertemu dengan pejabat Dinas Kehutanan dan Perkebunan Palas.
Saat itu, yang menyambut Sodoguron adalah Ali Amrin yang menjabat sebagai Kabid Perlindungan Hutan dan R Gustika selaku petugas polisi kehutanan. Dalam pertemuan itu, Sodoguron memaparkan dugaannya yang masih terus terjadi penebangan hutan. Alasan untuk pengambilan kayu lelang, menurutnya hanya alibi atau alasan untuk bisa melakukan penebangan.
“Kalau kayu lelang itu, sudah pasti membusuk. Masak, ini kayu yang di angkut masih bagus-bagus,” terangnya. Saat itu, Sodoguron sempat memaparkan dampak yang sudah terjadi. Sebelumnya, kubah masjid pernah terbang karena tingginya angin puting beliung, diduga ada kaitannya dengan penebangan hutan yang sudah bertahun-tahun terjadi. Begitu juga dengan dampak baru, yakni terjadinya banjir di Desa Tanjungbaru dan Tamiang di Kecamatan Batang Lubu Sutam.
Menjawab apa yang disampaikan Sodoguron, Kabid Perlindungan Hutan mengatakan akan segera menindaklanjuti dan mencatatkan laporan yang disampaikan. Bahkan, dalam waktu dekat, petugas akan turun ke lokasi.
Tanaman Karet Terbuang
Di samping itu, Sodoguron juga menyampaikan, bantuan bibit karet yang diserahkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Palas tidak termanfaatkan secara maksimal. Bahkan, banyak yang terbuang-buang begitu saja.
Ironinya, bibit karet ini ada kaitannya dengan aksi penebangan hutan. Sebab, bibit karet ditanam di hutan yang sudah ditebang. “Masa pelaku penebangan hutan malah dikasih bibit karet,” jelas Sodoguron. Saat itu, disinggung berapa lokasi lahan yang bisa ditanam dan berapa luas yang sudah tertanam, memang tidak bisa dijelaskan. Bahkan, data analisa lahan yang bisa digunakan pun tidak ada. “Kita akan perbaiki lah ke depan,” kata Ali Amrin singkat. (lay)
Sumber : http://metrotabagsel.com/
No comments:
Post a Comment