Sebab, IP tidak sampai dilaporkan ke kantor polisi. Sedangkan KSL, sudah lah dipenjara, dipecat pula dari jabatannya.
Informasi yang dihimpun Metro Tabagsel, Sabtu (14/11) dari sejumlah pihak, dugaan peristiwa cabul terjadi Kamis (12/11) saat proses belajar mengajar sedang berlangsung di salahsatu sekolah menengah atas berbasis agama itu.
Lalu, oknum kepala sekolah memanggil Cinta, nama samaran, salah seorang siswi kelas III IPA ke ruangannya untuk memperbaiki stelan papan nama. Dipanggil oleh kepala sekolah, Cinta manut. Begitu sampai ruangan, IP langsung membuka baju dan memegang tangan Cinta.
Sontak saja Cinta kaget. Diperlakukan begitu, Cinta berontak. Selanjutnya, lari ke luar ruangan sambil menangis. Guru-guru yang melihat Cinta seperti ketakutan, langsung bertanya apa yang terjadi. Cinta pun menceritakan apa yang barusan dialaminya di dalam ruang kepala sekolah tersebut.
Mendengar kejadian itu, guru-guru bersama siswi melapor ke Kakan Kemenag Palas. Ironisnya, kejadian itu juga mengungkapkan hal yang sama pernah dialami dua siswi lainnya; Mentari dan Melati, keduanya nama samaran.
Mendapati laporan yang memalukan itu, Kakan Kemenag Palas Amran Hasibuan menyarankan agar oknum kepala sekolah itu tidak masuk lagi. Hal itu untuk menyelamatkan IP dari tindakan keluarga korban yang tak diinginkan. Dan, sejak Jumat (13/11) IP, sudah tidak masuk sekolah lagi. Proses belajar mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Sejak kejadian itu kita minta oknum kepala sekolah ini tidak masuk lagi. Jangan datang lagi. Kita suruh untuk menyelamatkan diri dan juga sekolah agar tetap berjalan proses belajar mengajar,” terang Amran Hasibuan.
Ketika Metro Tabagsel berusaha cari tahu kebenaran kejadian itu dari pihak sekolah, tak satu pun guru-guru berkenan berkomentar. “Gak tahu kakak itu,” ujar SA dan Wa, guru di sekolah itu.
Sedangkan IP, yang dihubungi Metro Tabagsel, tak sekali pun mengangkat telepon. Begitu juga pesan pendek yang dikirim tak juga mendapat balasan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian pun belum menerima laporan mengenai kejadian pencabulan oleh oknum kepala sekolah itu.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian pun belum menerima laporan mengenai kejadian pencabulan oleh oknum kepala sekolah itu.
“Belum, belum ada,” kata Kanit Reskrim Polsek Barumun Ipda Haposan Harahap lewat pesan pendeknya. (tan)
Sumber: http://www.metrosiantar.com/
No comments:
Post a Comment