Pantauan wartawan, Kamis (18/2), kondisi sekolah tampak sepi. Yang ada hanya beberapa murid. Guru yang hadir juga tak banyak. Selain guru yang mengajar di kelas, ada juga tiga orang guru yang stanby di kantor.
Memang, murid di sekolah pun tak banyak. Tercatat, total semua murid hanya 139 orang. Sementara, murid kelas enam hanya 16 orang. Ke-16 nya hadir dan mengikuti pembelajaran saat itu. “Iya, baru hari pertama belajar,” kata seorang guru, yang namanya tak mau dipublikasikan.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pendidikan Palas Abdul Rahim Hasibuan dan Kabid Dikdas Akhir Daulay sudah turun ke lokasi sekolah DN 0419, Rabu (17/2) lalu. Saat itu, Rahim memaksa agar orangtua menyekolahkan anak mereka, karena tidak boleh diliburkan.
Ternyata, malam harinya, orangtua murid berkumpul lagi dan sepakat tetap akan meliburkan anak mereka, kecuali kelas 6. Benar memang, esok harinya lima kelas, dari kelas 1 sampai kelas 5, tidak ada yang masuk.
Salah satu orangtua murid Risma Boru Pasaribu mengaku keberatan atas pergantian kepala sekolah SDN 0419 Harang yang dijabat Maraundol Hasibuan diganti Hj Ardana Batubara.
“Sampai batas hari senin depan, jika tidak dikembalikan Mara Undol menjadi kasek di sekolah ini, kami walimurid di sini telah bersepakat untuk memindahkan anak- anak kami bersekolah di sekolah lain, “ ungkapnya menyesalkan tindakan Dinas Pendidikan yang tergopoh gopoh mencopot kasek.
Aktif Sejak Maraundol
Sebenarnya, ada alasan kuat warga atas permintaan mereka agar Maraundol tetap aktif sebagai kepala sekolah. Ternyata, jasa besar Maraundol untuk menghidupkan sekolah itu tidak kecil.
Tahun 2003 lalu, sekolah itu hidup lagi setelah diaktifkan Maraundol. Saat itu, murid belajar tanpa kursi. Bahkan, lemari di sekolah itu diambil dari rumah Maraundol sendiri.
Alasan lain lagi, dari tahun ke tahun, yang namanya pengutipan kepada wali murid tidak pernah ada. Sehingga, tidak ada menurut mereka kesalahan yang dilakukan Maraundol.
“Sedikit pun tidak ada cacatnya. Sekolah juga maju. Makanya kami tidak terima dipindahkan. Bahkan, kami akan memindahkan anak kami kalau tetap berganti kepala sekolahnya,” ujar Risma.
Terpisah, Kepala sekolah yang lama Maraundol Hasibuan yang ditemui dikediamannya menuturkan, aksi yang dilakukan orang tua murid sama sekali tidak ada keterlibatan dengan dirinya. Bahkan, ia sama sekali tidak tahu akan adanya aksi itu.
“Begitu tahu, saya melarang. Tak usahlah. Apalagi sampai merusak sekolah,” kata Maraundol mengisahkan upayanya melarang saat itu.
Dalam kesempatan terpisah, Plt Kadisdik Palas Abdul Rahim Hasibuan mengatakan, pihak Disdik telah turun ke sekolah untuk meninjau langsung kondisi yang terjadi.
“Saya sudah mengajak orang tua murid dan warga untuk tidak melarang anak- anak mereka sekolah untuk mengikuti proses belajar mengajar, agar tidak tertinggal pelajaran dalam menghadapi persipan UAS nantinya,” sebutnya.
Jika aksi mogok belajar terus berlanjut, Disdik akan memanggil Kepala Sekolah yang lama dan yang baru untuk menyelesaikan persoalan mogok belajar dengan segera. “Kita tidak ingin karena persoalan pergantian kepala sekolah menjadi pemicu mogok belajar yang berdampak buruk terhadap masa depan pendidikan anak – anak di desa itu,” pungkasnya. (lay)
Sumber : http://metrotabagsel.com/
No comments:
Post a Comment