17 November 2015
GELANDANGAN yang selama ini tidur di semak belukar . (ASMAR SIREGAR/METRO TABAGSEL)
METROSIANTAR.COM, PALUTA – Sudah dua tahun lamanya pria misterius yang berkelana di seputaran Pasar Gunung Tua dan Paranginan, Kecamatan Padang Bolak mengitari Pasar Gunung Tua dan sekitarnya.
Selama itu pula pria berkulit hitam dan pakaian tak terurus itu tak pernah mendapat perhatian dari kerabat maupun sanak saudaranya.
Tidak diketahui pasti identitas pria itu. Umurnya diperkirakan 35 tahun. Dari mana asalnya tidak diketahui sebab saat disapa, ia selalu tertawa dan ngelantur tak karuan.
Iwan Siregar, warga Desa Hutaimbaru, Kecamatan Halongonan mengaku, seingatnya pria itu tidur di tempat yang tidak beratap dan hanya beralasakan rumput maupun tanah. Itu sudah berlangsungdua tahun terakhir. Diakuinya, rasa iba dan prihatin sering muncul dalam batinnya. Namun komunikasi tidak bisa, tidak ada yang bisa diperbuat.
“Demi prikemanusiaan, saya pribadi iba melihat kondisi gelandangan itu. Tapi saat ditanya dimana kampungnya, ia diam dan diam,” kata Iwan Siregar kepada Metro Tabagsel, Senin (16/11).
Iwan sempat menggambarkan keprihatiannya itu dengan mengaitkannya dengan keluarga bahagia yang tidak peduli keluarganya.
”Kita memiliki keluarga yang bahagia, ada keluarga maupun harta benda, coba lihat ada seorang yang tidak diketahui asal usulnya serta tidak mempunyai apa-apa. Bukankah sebaiknya hati kita tergerak untuk sekedar membantu dan meringankan beban hidupnya meski kenyataannya gelandangan itu sudah tidak waras lagi untuk berpikir?” ungkapnya.
“Hati ini miris dan menangis jika melihat orang susah dan gelandangan seperti dia. Asal usulnya pun entah dari mana?” tambahnya lagi.
Senada dikatakan warga lainnya, Abu Harahap. Katanya, gelandangan itu tidur di parit yang ada semak belukarnya tanpa menghiraukan kesehatan dan keselamatannya.
Hujan, petir, terik matahari pun sudah menjadi sahabatnya dalam menjalani hidup di Paluta. “Setahu saya, dia tidur di semak-semak aja. Udah dua tahun lebih pria itu ada di Paluta ini,” sebutnya.
Pada kesempatan ini, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat yang merasa ada kehilangan anak maupun saudara diharap menemuinya dan langsung menjemputnya di Jalinsum Gunung Tua-Langga Payung, Paranginan Km7, Kecamatan Padang Bolak.
“Kalau memang ada yang merasa kehilangan saudara maupun anak, silahkan datang dan jemput dia di daerah Paranginan,” ungkapnya.
Pantauan Metro Tabagsel saat mencoba menyapa pria itu, yang ada dia cuma bisa senyum dan sesekali tertawa. Kesehariannya dihabiskan duduk di pinggir Jalinsum Gunung Tua-Langga Payung, Paranginan Km7, Kecamatan Padang Bolak. Sesekali para pengguna jalan yang melintas memberikan nasi bungkus maupun air mineral kepadanya. Pemerintah diminta segera tanggap, atau paling tidak menyediakan tempat buat orang seperti ini. (ais)
Sumber: http://www.metrosiantar.com/
“Hati ini miris dan menangis jika melihat orang susah dan gelandangan seperti dia. Asal usulnya pun entah dari mana?” tambahnya lagi.
No comments:
Post a Comment