METROSIANTAR.COM, MADINA – Masyarakat Desa Simangambat, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), heboh setelah mendengar kabar dua anak hilang menjelang maghrib pada Minggu (15/11).
Setelah dilakukan pencarian, dua anak; D (6) dan U (7) ditemukan terkapar bersimbah darah, bahkan D saat ditemukan warga sudah tidak bernyawa lagi, sedangkan U kritis.
Informasi dihimpun Metro Tabagsel, penemuan dua korban itu berawal dari cerita Udaisahri, abang kandung korban U. Menurut Udaisahri, adiknya itu tidak kelihatan mulai dari sore hingga menjelang maghrib. Lalu, Udaisahri melaporkan kejadian tersebut kepada tetangga dan kepala desa. Ternyata, keluarga korban D juga mengalami hal sama.
Menurut keluarga korban, D dan U ke luar rumah pada sore hari bersama beberapa temannya untuk bermain. Namun, hingga menjelang maghrib D dan U, tak kunjung pulang ke rumah sedangkan teman-temannya yang lain sudah berada di rumah.
Mengetahui D dan U hilang, warga bersama perangkat desa melakukan pencarian. Mereka menyisir kebun warga, berpencar, dan menyisir pinggir anak sungai dekat pemukiman.
Setelah hampir dua jam mencari, sekira pukul 19.30 WIB, warga menemukan D dan U terkapar. U anak dari Gong Matua ditemukan masih bernafas, sementara D anak Badaruddin ditemukan 15 meter dari U dan sudah tidak bernyawa. Dan, lokasi penemuan ke pemukiman warga berjarak sekitar 200 meter.
“Mendapat kabar dua anak hilang, kami langsung menghubungi petugas kepolisian, bersama petugas warga menyisir perkebunan warga. Sekitar pukul 19.30 WIB ditemukan korban kondisi bersimbah darah, tepatnya di bawah pohon durian,” sebut Sekretaris Desa Simangambat Sofyan, kepada Metro Tabagsel.
Sofyan menerangkan, D dan U langsung dilarikan ke RSUD Panyabungan. Setelah ditangani tenaga medis, korban U dirujuk ke RSUD Padangsidimpuan sementara korban D yang sudah tiada dibawa ke rumah duka. Dan, Senin siang korban dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Simangambat.
Badaruddin ayah korban D mengaku tidak menyangka anaknya meninggal secepat itu. Sakitnya lagi, sang anak meninggal karena dianiaya oleh warga yang dikenalnya.
“Inda huboto beda be, nahancitma nasib ni anakkon, inda husangka ia do rupana namambununa (Saya tak tahu harus bagaimana lagi, sakit kalilah nasib anakku ini, tak kami sangka ternyata si Wawa yang membunuh anakku ini),” ucap Badaruddin berlinang air mata di tengah kerumunan warga yang ingin menyaksikan korban di rumah duka.
Menurut informasi, dua korban dianiaya warga setempat bernama Syahril alias Wawa. Dan, kini pelaku sudah diamankan oleh petugas di Rutan Polsek Kotanopan untuk diperiksa lebih lanjut.
U Jalani Operasi Usus
Sementara itu, Senin (16/11), U korban selamat, menjalani operasi usus di Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota Padangsidimpuan.
“Saya tidak tahu (alasan ditikam), pelakunya si Syahril, ada sedikit gilanya karena narkoba itu,” tutur Badaruddin, orangtua D korban yang meninggal.
Informasi yang dihimpun Metro Tabagsel di RSUD Psp, korban selamat yang mengalami luka parah hingga bagian ususnya meluber itu, baru menjalani operasi pukul 13.00 WIB.
“Yang terkena ususnya keluar, operasinya baru berjalan,” ucap keluarga korban yang saat itu berada di pelataran ruang Bedah Sentral itu.
Selanjutnya mereka menerangkan, kalau pelaku yang diduga gangguan mental akibat narkoba itu, pada akhir-akhir ini banyak berulah di kampung. Namun, kali ini pelaku lebih sadis hingga menggunakan pisau dapur untuk melukai korbannya.(wan/mag 01)
Sumber: http://www.metrosiantar.com/
No comments:
Post a Comment