18 November 2015
METROSIANTAR.COM, SIDIMPUAN – Sebanyak 57 pelajar baik tingkat SMP/MTs, SMK, SMA negeri/swasta terjaring razia sedang bolos atau keluar dari sekolah saat jam Proses Belajar Mengajar (PBM) masih berlangsung.
Pelajar ini diamankan dari berbagai tempat. Ada di warung kopi (warkop), warnet juga lagi nongkrong di Jalan Baru. Mereka diamankan Satpol PP bersama Dinas Pendidikan didampingi TNI-Polri melakukan razia gabungan Operasi Sayang, Selasa (17/11).
Operasi Sayang dimulai dari sekitaran Sadabuan mengangkut sejumlah pelajar yang bolos saat sedang duduk-duduk di warkop. Selanjutnya, di Jalan Sutan Soripada Mulia tepatnya komplek persekolahan terdapat puluhan pelajar di Warkop, Warnet dan lainnya terjaring petugas.
Usai dari komplek persekolahan, petugas melanjutkan Operasi Sayang ke daerah City Walk, namun hasilnya nihil. Di Jalan Kenanga, petugas kembali mengangkut beberapa orang pelajar yang sedang malas belajar (bolos, red).
Saat itu petugas yang sudah mengangkut puluhan orang pelajar tersebut terus melakukan razia ke Jalan Perintis Kemerdekaan, namun hasilnya nihil (tidak ada pelajar bolos, red). Terakhir, di Jalan By Pass (Jalan Baru, red) menemukan sejumlah pelajara yang sedang nongkron (duduk di pondok, red).
Dari 57 orang pelajar yang terdiri dari empat orang perempuan dan 53 laki-laki yang berhasil terjaring razia operasi sayang langsung dibawa ke Sekretariat Dinas Pendidikan. Razia itu, juga mendapatkan pelajar yang keluar dari sekolah dengan surat keterangan, dan saat itu juga petugas mengembalikannya ke sekolah,” ujar Kakan Satpol melalui Kasi Penegakan Perundang-undangan Daerah Yono Prasetyo.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Psp H Muhammad Luthfi Siregar SH MM bersama Kakan Satpol Samadi ketika diwawancarai mengatakan, dasar mereka melakukan razia gabungan tersebut menindaklanjuti laporan dan keluhan masyarakat terkait banyaknya pelajar yang bolos, baik di kedai kopi, warnet, dan lain-lainnya.
“Operasi Sayang ini sudah kedua kalinya. Ini menanggapi laporan dari masyarakat, resah melihat pelajar yang banyak bolos atau berkeliaran di saat jam belajar berlangsung,” terang keduanya.
Kadisdik menjelaskan, operasi ini sangat berguna untuk mengurangi dan mengantisipasi angka bolos sekolah di kalangan pelajar.
“Ya, ini berguna untuk menghindari bolos sekolah secara terus menerus di kalangan pelajar,” terangnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, lanjut Luthfi, pihaknya akan menyurati satuan pendidikan (sekolah, red) untuk melakukan pembinaan terhadap siswa-siswinya, khususnya yang terjaring dalam razia.
“Kita akan panggil langsung pihak sekolah untuk menjemput siswanya. Tindaklanjut berikutnya kita akan surati pihak sekolah, agar lebih membina anak didiknya. Supaya tidak ada lagi yang keluar dari sekolah saat jam belajar,” katanya.
Kemudian, Kadisdik berpesan agar pihak sekolah, yaitu Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, serta orangtua murid sama-sama berperan aktif memberikan pembinaan terhadap anak didik. Karena, pelaku itu yang paling dekat sebagai pelaku pendidik di sekitar anak didik.
“Itu yang kita harapkan, agar sama-sama berperan aktif memberikan pembinaan terhadap anak didik,” ungkapnya.
Selanjutnya, ia memberikan pengarahan dan motivasi kepada anak didik yang terjaring razia agar menjadikannya sebagai pelajaran untuk memperbaik diri di hari berikutnya. Karena, disampaikannya, generasi muda (pelajar, red) akan menjadi generasi penerus bangsa di masa yang akan datang.
“Kalian adalah generasi penerus bangsa. Jadi kalian harus bisa menjadi generasi muda yang berguna bagi nusa dan bangsa, terutama bagi daerah sendiri,” pintanya.
Sementara itu, Kakan Satpol Samadi mengatakan sangat berterimakasih kepada masyarakat yang turut berpartisipasi dalam Operasi Sayang. Karena, pelaksanaan dan kesuksesan dari razia ini tidak terlepas dari dorongan dan dukungan masyarakat yang telah memberikan informasi kepada Pemko Padangsidimpuan.
“Warga masyarakat sudah merasakan keresahan, siswa-siswi yang keluar pada jam belajar. Terimakasih kepada masyarakat atas dukungannya,” katanya.
Dikatakan Samadi, bahwa Operasi Sayang merupakan bentuk rasa sayang Pemerintah Kota Padangsidimpuan bersama masyarakat terhadap generasi penerus bangsa. “Ini bentuk rasa sayang warga Kota Padangsidimpuan, dan rasa sayang terhadap generasi penerus, agar bagaimana nanti generasi ini bisa menjadi orang yang berguna bagi nusa dan negara. Ini bukan rasa kebencian, tapi ini bentuk rasa sayang,” terangnya.
Sebab, lanjut Samadi, banyak muncul pengaduan masyarakat, prihatin, bahwa banyak pelajar yang keluar pada jam belajar, bahkan mengganggu ketentraman lingkungan masyarakat sekitar. (bsl)
sumber: http://www.metrosiantar.com/
No comments:
Post a Comment